Salam Hidup Penuh Berkah

Senin, 09 November 2015

makalah: PENGARUH IKLAN TELEVISI TERHADAP MASYARAKAT

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Secara sederhana, teknologi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang digunakan untuk memudahkan suatu pekerjaan. Teknologi yang kita gunakan umumnya berupa kompoter, handphone, telephone, televise, radio, dan lain-lain. Teknologi memiliki keunggulan tersendiri pada setiap fungsinya. Misalnya televisi dapat membantu memudahkan kominikasi secara luas. Televisi digunakan untuk menyiarkan berita, pertandingan olah raga, kompetisi ajang pencarian bakat, reality show, sinetron, iklan, dan sebagainya.
Teknologi televisi yang digunakan untuk menyiarkan iklan memiliki keunggulan dalam promosi suatu merek produk karena dapat dilihat secara luas oleh pemirsa. Jika dibandingkan dengan teknologi lain seperti radio, koran, majalah, atau media massa lainnya, televisi memiliki tinhkat keunggulan yang paling tinggi sebab selain dapat dilihaat cara peggunaan dari sebuah produk, pemirsa juga dapatnmendengarkan tata cara pengunaan produk itu karena televisi merupakan teknologi audio-visual.
Iklan adalah suatu bentuk komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan suatu informasi tentang produk, layanan, ataupun informasi lainnya. Iklan televisi pada umumnya lebih mudah mempenggaruhi pemirsa karena setiap hari ditayangka, bahkan setiap acara televisi  selalu disela dengan iklan. Dengan begitu suatu produk yang secara terus-menerus ditayangkan akan meninggalkan bekas pada ingatan pemirsa, sehingga mereka akan mulai terpengaruh dengan produk yang diiklankan.
Sebuah iklan produk akan memberikan citra yang selalu memikat orang yang melihatnya. Suatu merek produk akan menarik perhatian orang yang memperhatikan iklan. Pemirsa yang melihat kemudahan-kemudahan yang ditayangkan sebuah iklan, pada akhirnya tertarik untuk memiliki produk yang diiklankan dengan maksud agar dapat meringankan pekerjaannya. Padahal terdapat pula kekurangan-kekurangan dari produk tersebut, namun karena yang ditayangkan hanya kelebihannya maka pemirsa akan tergiur dengan kelebihan tersebut. Dan pada akhirnya mereka mulai berminat untuk memiliki produk tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian televisi dan iklan?
2.      Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap iklan televisi? 
3.      Bagaimana pengaruh iklan televisi terhadap masyarakat?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Apa pengertian televisi dan iklan?
2.      Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap iklan televisi? 
3.      Bagaimana pengaruh iklan televisi terhadap masyarakat?

D.    Manfaat Penulisan
1.      Mengetahui pengertian, faktor-faktor, dan  pengaruh iklan televisi terhadap masyarakat.
2.      Dapat dijadikan sebagai bahan belajat.
3.      Menambah khazanah ilmu penetahuan.

















BABII
PEMBAHASAN
A.    Pengrtian Teknologi dan Iklan
       Teknologi adalah ilmu-ilmu teknik. Teknologi adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu memudahkan pekerjaan manusia guna untuk mencapai suatu tujuan. Teknologi mencakup berbagai sarana yang digunakan manusia da melakukan sebuah aktivitas.
       Iklan atau advertising dapat difinisikan sebagai “any paid form of nonpersonal communication about an organization, product, service, or idea by an identified sponso” (setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai sutau organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui). Adapun maksud ‘dibayar’ pada definisi tersebut menunjukkan fakta bahwa ruang dan waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Maksud kata ‘nonpersonal’ berarti suatu iklan melibatkan media massa (televisi, radio, majalah, koran) yang dapat mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan. Dengan demikian sifat nonersonal iklan berarti pada umumnya tidak tersedia kesempatan untuk mendapatkan umpan balik yang segera dari penerima pesan.
       Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak dibahas orang. Hal ini kemungkinana karena daya jangkauannya yang luas. Iklan juga menjadi instrument promosi yang sangat penting khususnya bagi perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat luas.
       Iklan televisi pada umumnya terdiri atas iklan sponsorship, iklan layanan masyarakat, iklan spot, promo ad, dan iklan politik. Iklan televisi berkembang dengan berbagai kategori di samping karena iklan televisi perlu kreativitas dan menghasilkan  produk-produk iklan baru, namun juga karena daya beli masyarakat terhadap sebuah iklan televisi selalu bervariasi karena tekanan ekonomi. Namun bila kita bandingkan dengan media lain, iklan televisi memiliki kategorisasi yang jauh berbeda karena sifat media yang juga berbeda.
       Kategori besar dari sebuah iklan televisi adalah berdasarkan sifat media ini, di mana iklan televisi dibangun dari kekuatan visualisasi objek dan kekuatan audio. Siimbol-simbol yang divisualisasi lebih menonjol bila dibadingkan dengan symbol-simbol verbal. Umumnya iklan televisi menggunakan cerita-cerita pendek, maka iklan televisi berupaya keras meninggalkan kesan yang mendalam pemirsa dalam waktu beberapa detik.

B.     Faktor-faktoy yang Mempengaruhi Perilaku Masyarakat terhadap Iklan Televisi
       Suatu perilku masyarakat tehadap sebuah iklan yang ditayangkan televisi dapat dipengaruhi oleh beberapa factor. Konsumen tidak membuat keputusan pembelian pada suatu lingkungan yang terisolasi. Konsumen berada di tengah masyarakat dan berinteraksi dengan masyarakat tempat ia berada. Dalam hal ini terdapat factor eksternal yang diketahui memberi pengaruh pada proses pengambilan keputusan.
1.  Budaya
       Faktor yang paling luas dan paling abstrak mempengaruhi pembelian adalah faktor budaya yang merupakan suatu kompleksitas dari makna, nilai, norma, dan tradisi yang dipelajari dan dibagi oleh anggota suatu masyarakat. Norma dan nilai budaya memberikan arah dan petunjuk kepada anggota masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk juga perilaku konsumsi mereka. Faktor budaya merupakan penentu keinginan dan penentu perilaku yang paling besar.
       Memahami berbagai budaya yang berbeda menjadi penting khususnya bagi perusahaan yang akan memperluas pasar produknya. Pemasar juga harus menyadari kemungkinan perubahan yang terjadi pada suatu budaya dan implikasi perubahan itu bagi strategi program iklan serta promosi.

2.   Subbudaya
       Masing-,masing budaya terdiri dari subbudaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak cirri-ciri dan sosialisasi khususnya bagi anggotanya. Subbudaya terdiri atas kelompok atau segmen masyarakat yang lebih kecil yang memiliki kepercayaaan, nilai-nilai, norma, dan pola perilaku yang berbeda dengan kelompok atau segmen masyarakat lainnya dalam suatu kebudayaan yang lebih besar. Subbudaya dapat didasarkan atas umur, ras, agama, etnik, dan wilayah geografis.
      Subbudayay yang berdasarkan rasa tau etnis merupakan faktor bagi pemasar penting karena jumlahnya yang besar, pertumbuhannya yang tinggi, daya belinya yang kuat, dan pola pembelian tertentu yang mereka miliki. Banyak subbudaya yang membentuk segmen pasar yang penting dan sering merancang produk program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

3.   Kelas Sosial
       Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relative homogen dan permanen, yang tersusun secara hierarkis dengan anggota yang menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang sama.
       Kelas social tidak hanya diukur berdasarkan penghasilan tetapi  juga indicator lain, seperti pekerjaan, pendidikan, ddan tempat tinggal. Mereka yang berasal dari kelas social yang berbeda akan memiliki cara berbusana yang berbeda termasuk juga cara berbicara dan preferensi reaksi yang berbeda pula.
       Kelas social menunjukkan preferensi produk dan merek yang berbeda dalam banyak hal, termasuk pakaian, perabot rumah tangga, kegiatan dalam waktu luang, dan sebagainya. Kelas social berbeda dalam hal preferensi media, konsumen kelas atas menyukai majalah dan buku sementara kelas bawah menyukai televise. Bahkan dalam media seperti televisi, konsumen kelas atas lebih menyukai program berita dan film, sedangkan konsumen kelas bawah lebih menyukai sinetron atau infotaintmen. Juga terdapat perbedaan bahasa di antara kelas social. Pengiklan harus menyusun naskah dan dialog yang akrab dengan kelas social yang dituju.

4.   Faktor Sosial  
       Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor social, seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial.
a)Kelompok Acuan
       Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka. Kelompok acuan  menghadapkan seorang individu pada perilaku dan gaya hidup baru. Kelompok acuan   juga mempengaruhi perilaku dan konsep pribadi seseoranng. Kelompok acuan  menciptakan tekanan kepada anggota kelompok untuk mengikuti kebiasaan kelompok yang mempengaruhi pula piliha produk dan merek individu bersangkutan.
       Perusahaan manufaktur yang produk dan mereknya sangat dipengaruhi oleh pengaruh kelompok acuan  harus menentukn cara menjangkau dan mempengaruhi para pemimpin opini pada kelompok acuan. Pemasar berusaha menjangkau pemimpin opini  dengan mengidentifikasi cirri-ciri demografis dan psikografis yang berkaitan dengan pemimpin opini, mengidentifikasi media yang dibaca pemimpin opini dan mengarahkan mengarahkan pesan iklan kepada pemimpin opini.
b)      Keluarga
       Keluarga merupakan organisasi pembelian penting dalam masyarakat yang telah menjadi objek penilitian yang luas. Keterlibatan suami istri biasanya berbeda-beda bergantung pada jenis produknya. Istri biasanya bertindak sebagai agen pembelian utama keluarrga. Terutama untuk makanan, berbagai barang yang kecil nilainya, dan pakaian sehari-hari.
c)   Peran dan Status
       Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status. Orang-orang memilih produk yang dapat mengomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat. Oleh karena itu direktur utama perusahaan sering mengendarai Mersedes, memakai pakaian yang mahal, dan minum minuman beralkohol Chivas Regal. Pemasar menyadari  potensi symbol status dari produk dan merek.

C.  Pengaruh Iklan Televisi terhadap Masyarakat
       Media komunikasi terpopuler dan digemari umat manusia saat ini adalah televisi. Penemuan teknologi televisi telah mengubah medium interaksi manusia dengan benda di sekitarnya.
       Jacques Ellul mengatakan bahwa kalau kita ingin menggambarkan zaman ini, maka gambarkan yang terbaik untuk dijelaskan mengenai suatu realitas masyarakat, adalah masyarakat dengan system teknologi yang baik atau masyarakat teknologi.
       Marcuse dalam teori ya (manusia berdimensi satu) mengatakan bahwa, “Teknologi modern memberikan dominasi kepada individu sehingga terpengaruh di dalamnya dan bergantung” . hal ini berarti teknologi menindas fikiran seorag manusia untuk mengikuti perkembangan teknologi.
       Untuk mencapai masyarakat teknologi, maka suatu masyarakat harus memiliki system teknologi yang baik (Denis Goulet). Dengan demikian maka fungsi teknologi adalah kunci utama perubahan di masyarakat. Teknologi secara fungsional telah menguasai masyarakat, bahkan pada fungsi yang substansial,seperti mengatur beberapa system norma di masyarakat.
       Dalam dunia pertelevisian, system teknologi tellah menguasai jalan fikiran masyarakat dengan apa yang diistilahkan dengan “theater of mind.” Segabagaimana gambaran realitas iklan televisi.  Suatu contoh, ketiak iklan shampoo Clear menggunakan iklan dengan gaya seperti adegan film “Matrix”, di mana seorang pemuda bershampo Clear dapat menghindari tembakan peluru dengan lekukan tubuh yang fleksibel, mak seluruh adegan dalam iklan tersebut  begitu mengagumkan pemirsa. Iklan itu begitu mengagumkan karena selain realitas, adegan-adegan tersebut mampu membawa pemirsa kepada kesan dunia lain yang maha dahsyat.
       Pada iklan lain, sabun “Surf” umpamanya atau sabun “Rinso”. Gambaran mengenai kemudahan dan kekuatan produk deterjen itu dalam iklan, tidak selamanya dapat dibuktikan dalam dunia nyata. Pengetahuan itu hanyalah  realitas yang dibangun oleh iklan televisi dalam media televisi untuk menjelaskan betapa hebatnya sebuah produk, sehingga pemirsa sampai kepada kesimpulan mengenai produ tersebut akan memudahkan pekerjaannya.
       Selain menawarkan dunia instan, iklan terutama iklan televisi merupakam pertunjukan ‘kecil’ dalam dunia komunikasi dengan kesan-kesan yang ‘besar’ sebagai suatu system magis (the magic system). Sebagai the magic system, iklan dapat mengubah nasib seseorang dalam satu malam. Pak Ahmad seorang guru SD berubah nasibnya dalam semalam, mendadak kayak karena makan mie instan bermerek ‘Indomie’, atau dengan menabung sepuluh ribu rupiah di Bank BCA. Magic, itulah kata yang sering disebut masyarakat untuk menggambarkan betapa iklan mempertontonkan sebuah dunia kognitif kepada pemirsanya. Iklan bahkan mamapu mereproduksi angan-angan kehidupan manusia tentang kehidupan mewah dalam keajaiban seribu satu malam.
       Teori kognitif memiliki daya tarik tersendiri bagi pemasar karena perilaku konsumen melibatkan kegiatana pemilihan dan pengambilan keputusan, terlebih bagi keputusan pembelian suatu produk yang dipandang penting bagi konsumen. Proses kognitif, seperti persepsi, kepercayaan, sikap, dan integrasi adalah penting untuk memahami proses pengambilan keputusan konsumen untuk berbagai tipe atau jenis pembelian.
       Sebagai the magic system, iklan memiliki ideology. Pertama, iklan selalu berfikir tentang pasar. Pemikiran tentang pasarmengharuskan iklan selalu memiliki kemampuan menjual. Iklan selalu mampu mereproduksi pasar menjadi ruang yang luas untuk menjual barang-barang yang dipromosikan. Dalam bidang ini, iklan harus mampu menyampingkan nilai-nilai negative sebuah produk dan menggantinya dengan hal-hal yang efektif sebagai bagian positif dari produk tersebut. Kedua, bahasa adalah bagian penting dalam system ini. Maksudnya iklan menjadi bagian dari bahasa simbolis masyarakat. Ketiga, perkiraan pada bagian kedua menjadi perhatian untuk berbicara tentang sasaran iklan. Iklan tidak untuk semua, akan tetapi untuk segmen tertentu. Target audiens menjadi penting dalam perencanaan sebuah iklan. Varian terbanyak dalam target iklan adalah pada strategi menentukan kelas mana yang seharusnya menjadi target iklan terebut. Dasar utama penentuan target kelas adalah fungsi produk yang diiklankan itu.
       Dalam hal tertentu individu bebas merespon iklan yang ditayangkan, sejauh itu pula individu terikat dengan sisitem yang ada. Oleh karena itu sistemikut mempengaruhi respon individu. System yang dimaksud adalah system dominan seperti seperti lingkungan kerja dan kekuasaan, system subordinasi, dan sistem radikal.
       Sistem-sistem tersebut menjadi bagian penting da menentukan strategi meraih target dalam satu tayangan iklan. Namiun tidak mustahil dalam produk-produk tertentu diferensiasi target dapat dipertemukan dalam sebuah ‘garis merah’. G demikian target adalah ‘semua’. Sebuah contoh minuman “Sprite” yang menggambarkan Sprite tidak saja diminum oleh kalangan bintang film, foto model, dan kelompok selebriti lainnya, namun juga diminum oleh remaja biasa dari kampung kumuh di Jakarta sampai dengan petani di pedesaan Gunung Kidul Yogyakarta.
       Vestergard dan Schroder mengatakan, hal yang mungkin dimengerti mengapa publisitas tetap dapat dipercaya padahal ada jarak antara apa yang ditawarkan dengan yang dijanjikan, sama dengan yang dirasakan oleh pemirsa tentang apa yang dirasakan dan diinginkan. Dua jarak itu terkesar terpenuhi hanya dalam mimpi dan berlebihan. Rata-rata konsumen tidak terkejut dengan pembelian barang yang tidak sesuai dengan janji iklan . karena mereka sadari iklan hanya bagian kesadaran dari hasrat manusia untuk hidup lebih baik. Iklan merupakan fantasiby tersimpan dalam dunia mimpi manusia.
       Marshall McLuhan dalam teorinya “Technological Determinism Theory” juga mengatakan bahwa perubahan dapat terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi membentuk individu bagaimana cara berfikir , berperilaku dalam masyarakat, dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain.        
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, M. Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2008.
Morissan. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana, 2010.
Nurdin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar